Tugas Grab
atau bisa chat 081227048161
Grab, Menilai Aspek Performance dan Culture
dalam Manajemen Kinerja
Sebagai
perusahaan yang dikelompokkan sebagai decacorn (startup dengan
valuasi di atas US$ 10 miliar), Grab meyakini bahwa faktor utama kesuksesan ini
terletak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) dan budaya perusahaan. Untuk
menunjang dua hal tersebut, pimpinan Grab mengaku membutuhkan sistem
manajemen kinerja (performance management) yang andal untuk dapat
memotivasi karyawan.
Hingga sekarang layanan ride-hailing Grab sudah merambah
222 kota di Indonesia. Dengan penyebarannya yang luas ini, manajemen Grab harus
mampu menilai performa seluruh Grabber (karyawan Grab, bukan
mitra driver) dalam mendukung kinerja para mitra driver.
“Performance management menjadi suatu hal yang penting karena bisa
membawa Grab pada pertumbuhan yang baik, sesuai dengan visi-misi perusahaan
sebagai super app di Asia Tenggara (dikutip dari People
and Business Partner Grab Indonesia).
Metode yang dilakukan Grab dalam menerapkan sistem performance
management ialah dengan memberikan kesempatan yang sama bagi
setiap Grabber untuk bisa menunjukkan potensi terbesarnya.
Caranya, melalui sistem appraisal yang dilakukan dengan
menggunakan sistem currency, yakni faktor Performance dan Culture dengan
proporsi masing-masing 50 persen.
Pertimbangan
proporsi yang seimbang bagi kedua currency dipakai karena
dalam prosesnya, manajemen Grab ingin aspek culture dapat
secara konsisten dijalankan dan selalu menjadi bahan penilaian perusahaan. Terutama pada saat
merekrut karyawan, Grab memang mencari orang dengan karakter yang sesuai dengan
perusahaan.
Kepada setiap Grabber, manajemen memberikan pemahaman
terlebih dahulu mengenai apa itu Objectives & Key Results (OKR)
dan prinsip/nilai-nilai yang dianut perusahaan. Prinsip-prinsip tersebut
yakni Outserve Our Customers, Disrupt or Be Disrupted, Intellectual
Rigor, Grab Before Self, Grab Friends Forever, dan Your
Problem is My Problem..
Dengan adanya aturan main tersebut, setiap individu (Grabber) bisa
melakukan self-assessment terkait apa saja yang sudah dicapai.
Aturan tersebut juga memberikan kesempatan kepada setiap karyawan untuk bisa
mendapatkan 360º feedback. Aturan lain yang diterapkan adalah 1-on-1
conversation antara manajer dan staf untuk memastikan apakah OKR
sudah tercapai atau belum di setiap milestone yang dilakukan secara
berkala baik harian, mingguan, ataupun bulanan.
Mengenai metodenya, Grab memiliki dua siklus yang masing-masing terdiri
dari jangka waktu enam bulan. Di setiap siklus, Grabber bisa
melakukan self-assessment dan akan mendapatkan 360º
feedback, masing-masing pada Juni dan Desember. Kemudian, catatan rating akan
dikalibrasi sesuai dengan grading lembaga partisipan. Agar dapat
meminimalkan bias yang mungkin terjadi pada proses pemberian 360º
feedback, setiap karyawan bisa menominasikan nama-nama yang akan memberikan
umpan balik bagi dirinya sendiri. Nantinya, setiap rekan atau atasannya akan
memberikan umpan balik dengan nama yang disembunyikan (anonim).
Grab melakukan
pengaturan OKR per kuartal, disusul dengan regular feedback 1-on-1 minimal
sebulan sekali. Adapun performance review diberikan setiap
Desember-Januari dan Juni-Juli. Untuk pemberian rewards & promotion akan
merujuk pada hasil dari performance index. Mengenai reward yang
diberikan, akan dilihat berdasarkan besaran dampak yang diberikan seseorang
kepada perusahaan.
Untuk kategori penilaian, jika seorang Grabber mencapai
OKR, ia akan masuk ke kategori Meets All Expectations. Jika
melebihi OKR, ia akan masuk ke kategori Exceeds Expectations.
Sebaliknya, apabila nilainya kurang dari OKR, ia akan masuk ke kategori Needs
Improvement yang akan berlanjut pada proses Performance
Improvement Plan.
Ke depan, Grab akan
berupaya memberikan waktu yang lebih banyak, agar umpan balik yang masuk lebih
transparan dan berdampak. Grab juga ingin mempercepat periode Performance
Review, yang biasanya lebih dari 150 hari dipercepat menjadi sekitar 90
hari saja.
Berdasarkan artikel
tersebut Anda diminta menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Bagaimana Perusahaan Grab
dapat mengembangkan usahanya sehingga menjadi salah satu perusahaan decacorn
?
2. Kiat-kiat apa saja yang
dikembangkan oleh perusahaan Grab sehingga mencerminkan penerapan system
manajemen kinerja yang sangat handal?
3. Apa yang dimaksud dengan self-assessment pada Perusahaan tersebut?
Komentar
Posting Komentar